RSS

Matikan TV.

19 Des

Suara TV Sebagai Latar Belakang dan Pengaruhnya ke Anak

Anak-anak bisa tetap terpengaruh oleh TV meski mereka tidak menontonnya.
Diterbitkan 13 Desember, 2011 oleh Amy Nathanson, Ph.D. pada artikel Turn Off That TV
TV adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, bahkan termasuk dalam anggota keluarga. Kita menyalakannya di pagi hari untuk mengetahui berita terbaru. Kita tetap menyalakannya sepanjang hari agar ada latar belakang suara hingga rumah tidak terasa sepi dan lebih nyaman. Kita otomatis mencari remote control, karena sudah jadi kebiasaan, setiap kali masuk ke dalam rumah. Mayoritas rumah menyalakan TV sepanjang hari, meski tak ada orang yang menontonnya sekalipun.

Jadi, apa yang terjadi ketika kita telah menjadi orang tua dan menyalakan TV sepanjang hari saat anak-anak berada di dalam ruangan? Apakah itu jadi persoalan? Toh kita sudah memilih tayangan yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan. Tentunya logis jika anak-anak tidak menonton, mereka tidak akan terpengaruh hal-hal negatif dari tayangan TV ‘kan?

Namun, “latar belakang TV” ternyata berpengaruh kepada mereka, walaupun bukan dalam segi yang kita khawatirkan. Anak usia pra-sekolah yang bermain dengan latar belakang tayangan film CSI tidak akan mengikuti adegan di dalamnya. Bayi yang sedang disuapi oleh orang tuanya dengan latar belakang berita malam tidak akan ketakutan karena berita meresahkan yang sedang ditampilkan.

Efek latar belakang TV pada anak-anak usia dini memang lebih ‘ringan’, tapi sangatlah penting, sebab suara TV mengganggu kegiatan bermain mereka. Dalam sebuah penelitian, anak-anak usia 12-36-bulan yang bermain dengan mainan mereka saat kedua orang tua berada di ruangan yang sama sambil menonton tayangan program untuk orang dewasa bermain dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan mereka yang bermain dengan kondisi TV dimatikan. Selain itu, anak-anak yang bermain dengan TV menyala menggunakan bentuk-bentuk permainan yang tidak serumit anak-anak yang bermain dengan TV mati. Nampaknya, tayangan TV, meski sulit dipahami dan membosankan bagi anak-anak, tetap mampu mengganggu konsentrasi mereka.

Hal ini mungkin tidak bersifat mengkhawatirkan. Namun, kegiatan bermain sangat penting bagi tumbuh-kembang anak. Saat bermain, anak bereksperimen dengan berbagai obyek, belajar tentang sebab dan akibat, serta melatih kreativitas juga daya imajinasi mereka. Bermain juga membantu perkembangan sosial anak-anak, sebab kegiatan tersebut melibatkan kemampuan mereka dalam mempertimbangkan cara pandang pihak lain, mempraktikkan negosiasi dan juga strategi pemecahan masalah. Jika sesi bermain sangat pendek atau diinterupsi berulang kali, mereka tidak akan mampu meningkatkan kemampuan kognitif dan manfaat sosial dari bermain.

Suara latar belakang TV juga mengganggu interaksi orang tua-anak. Tidak mengherankan, orang dewasa lebih irit berbicara dengan anak mereka saat TV menyala. Sulit bagi orang dewasa untuk mengalihkan perhatian dari TV dan fokus pada anak-anak, terutama jika tayangan TV menarik. Dalam penelitian berbeda, para peneliti menemukan bahwa orang tua yang ‘terusik’ latar belakang suara TV yang menyala lebih jarang berinteraksi dengan bayi dan balita mereka. Hal ini penting, sebab komunikasi yang sehat antara orang tua-anak sangat krusial bagi perkembangan anak.

Para peneliti semakin tertarik pada isu efek latar belakang suara TV terhadap anak-anak. Sebuah laporan membeberkan fakta bahwa ada kurang lebih sepertiga keluarga dengan anak usia dini yang ditinggalkan dengan TV menyala sepanjang hari. Kita telah memberikan izin kepada TV untuk mengambil peranan penting dalam hidup. TV, bahkan sebagai latar suara, masih memiliki kontrol di atas wewenang penghuni rumah. Mungkin sudah saatnya kita memberi istirahat panjang bagi ‘anggota keluarga’ yang satu ini.

(sumber: http://www.psychologytoday.com/blog/turn-tv )

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada Desember 19, 2011 inci Uncategorized

 

Tag:

1 responses to “Matikan TV.

  1. oracleandtarotgoddess

    Januari 5, 2012 at 4:55 am

    Gw share ke FB….kekekekekek….

     

Tinggalkan komentar